PGAS - PT. Perusahaan Gas Negara Tbk

Rp 1.565

+55 (+4,00%)

JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melanjutkan pengembangan infrastruktur gas bumi untuk memperkuat hilirisasi migas dan ketahanan energi nasional. 

Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor energi dan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian domestik.

Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, menegaskan peran penting gas bumi dalam hilirisasi migas. 

Menanggapi hal itu, PGAS terus membangun pipa transmisi dan distribusi untuk meningkatkan konektivitas energi di berbagai wilayah.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGAS, Rosa Permata Sari, dalam keterangan resmi, Kamis (6/3), menjelaskan bahwa perseroan membangun infrastruktur gas bumi untuk memperluas akses bagi pengguna baru. Terutama di daerah dengan potensi permintaan tinggi, seperti Indonesia bagian Tengah dan Timur, termasuk dari sektor smelter.

"Kami juga mengembangkan infrastruktur beyond pipeline seperti terminal penerima LNG dan LNG Hub," kata Rosa, dalam keterangan resmi, Kamis (6/3).

Infrastruktur ini berperan dalam meningkatkan kapasitas penyimpanan dan suplai LNG dari lapangan gas baru di wilayah timur Indonesia. PGAS juga tengah menjajaki peluang kolaborasi dengan kawasan industri di wilayah tersebut untuk penyediaan energi yang lebih efisien.

Selain mendukung industri, PGAS turut berkontribusi dalam pengurangan impor LPG melalui pembangunan jaringan gas rumah tangga jargas. 

Tahun ini, PGAS menargetkan pembangunan 200.000 sambungan rumah (SR), yang berpotensi mengurangi impor LPG hingga 100.000 metrik ton serta menghemat subsidi energi Rp672 miliar per 1 juta sambungan.

PGAS juga mengembangkan pemanfaatan limbah kelapa sawit (POME) menjadi biomethane di Sumatera. 

Biomethane dikenal sebagai materi yang setara dengan gas bumi, serta akan diinjeksikan ke jaringan pipa eksisting, sebagai langkah konkret dalam pengembangan energi hijau di masa depan. (DK/KR)