BNLI - PT. Bank Permata Tbk

Rp 2.530

+30 (+1,00%)

JAKARTA – PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengungkapkan bahwa penyaluran kredit untuk segmen korporasi naik 11,7% year-on-year (yoy) hingga akhir Januari 2025, melanjutkan tren positif dari akhir Desember 2024. Sebagai catatan, distribusi kredit BNLI per Januari 2025 mencapai Rp152,69 triliun.

Hal ini diungkapkan Meliza M. Rusli, Direktur Utama BNLI, dalam Paparan Publik Tahunan 2025 Bank Permata hari ini (7/3). “Secara garis besar, untuk korporasi—dan komersial—saya bisa bilang traction-nya masih cukup kuat, memasuki tahun 2025, terutama bulan Januari,” tambah Rudy Basyir Ahmad, Direktur Keuangan dan Unit Usaha Syariah BNLI, pada acara yang sama.

Sebelumnya, Rudy menyebutkan bahwa pada tahun 2024, penyaluran kredit BNLI naik 8,9% yoy menjadi Rp154,9 triliun, dengan kredit korporasi sebagai pendorong utamanya.

Per Desember 2024, kredit korporasi BNLI juga tumbuh paling pesat, naik 12,4% yoy mencapai Rp88,9 triliun, atau setara dengan 57,4% dari total penyaluran kredit.

Meliza lantas merinci lima sektor industri utama sasaran penyaluran kredit korporasi BNLI, yaitu sektor pertambangan dan energi lain, digital/telco, otomotif/EV, kesehatan, dan energi terbarukan. “Sektor ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyaluran kredit kami di segmen korporasi,” ungkapnya.

Tidak hanya penyaluran kredit yang lancar, rasio gross non-performing loan (NPL) BNLI juga membaik, dari 2,9% di 2023 menjadi 2,1% di 2024.

“Dari sisi NPL ratio, di [segmen] korporasi lebih baik dibandingkan segmen yang lain,” ujar Meliza. Per Januari 2025, gross NPL ratio pada segmen kredit korporasi mencapai 1,6%, lebih rendah dari level bank-wide sebesar 2,1%.

Di sisi lain, pertumbuhan segmen konsumer agak melambat; hanya naik 4,1% yoy menjadi Rp44,7 triliun di tahun 2024. Padahal porsi segmen ini kedua terbesar setelah korporasi. Sayangnya, perlambatan ini juga masih dirasakan BNLI di awal tahun 2025.

“Mungkin tantangan terbesar kami di sektor perorangan/individu; kami melihat pertumbuhan kredit di mortgage atau KPR masih cukup challenging di awal tahun ini,” aku Rudy lebih lanjut. (ZH)