JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc., bank investasi dan jasa keuangan multinasional dari Amerika Serikat (AS), telah menurunkan peringkat saham dan obligasi (tenor 10-20 tahun) yang diterbitkan pemerintah Republik Indonesia (RI).

Peringkat saham Indonesia turun menjadi market weight dari sebelumnya overweight, sementara peringkat obligasi RI disesuaikan menjadi netral.

Bank dengan Aset Under Management (AUM) sebesar US$3.14 triliun itu, menyesuaikan peringkat saham dan obligasi RI atas pertimbangan risiko fiskal yang meningkat. Terutama setelah adanya sejumlah kebijakan seperti pemangkasan anggaran belanja pemerintah, hingga stimulus program rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Goldman Sachs memproyeksikan defisit anggaran RI akan meningkat hingga 2,9% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 2025. Sebelumnya, defisit anggaran hanya diperkirakan mencapai 2,5% dari PDB.

Di sisi lain, pasar modal Indonesia masih menghadapi ketidakpastian di tengah naiknya tensi antara AS dan sejumlah negara mitra dagang, termasuk China dan Kanada. Sejumlah analis juga mengkhawatirkan ekonomi domestik RI cenderung melemah di tengah situasi ini.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun lebih dari 14% dari posisi tertingginya pada September 2024 lalu. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, telah menyentuh posisi terendahnya dalam 5 tahun terakhir pada pertengahan Februari 2025 kemarin. (KR)