ISAT hemat Rp4 triliun berkat kecerdasan buatan (AI)

JAKARTA - PT Indosat Tbk (ISAT) mengungkapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) berperan besar dalam penyelenggaraan jaringan perusahaan. Dengan AI, ISAT mampu membangun jaringan lebih efisien dan menghemat biaya hingga Rp3-4 triliun.
Vikram Sinha, President Director & CEO ISAT, menjelaskan bahwa sejak Agustus 2024 perseroan telah menerapkan AI dalam platform baru dan mengintegrasikannya ke seluruh organisasi, termasuk penyelenggaraan jaringan.
Pemanfaatan AI ini meningkatkan efisiensi belanja modal (capex). Dari anggaran capex Rp13 triliun, Indosat hanya menghabiskan sekitar Rp9-10 triliun.
“Hal ini menunjukkan bagaimana AI membantu perusahaan mencapai hasil lebih baik dengan biaya lebih rendah,” kata Vikram, dalam keterangan resmi, Selasa (11/3).
Pada 2024, ISAT mengalokasikan Rp9,93 triliun untuk meningkatkan jaringan seluler dan teknologi digital berbasis AI. Sebanyak 82,7% dari anggaran ini digunakan untuk jaringan seluler, sedangkan sisanya untuk sektor Multimedia, Data Communication, dan Internet (MIDI), serta IT.
ISAT juga mengoperasikan Digital Intelligence Operations Center (DIOC), yang menggabungkan fungsi Network Operations Center (NOC) dan Service Operations Center (SOC).
“Dengan menggunakan AI, DIOC memungkinkan pengelolaan jaringan secara lebih proaktif, meningkatkan efisiensi operasional, serta mempercepat penyelesaian masalah pelanggan,” kata dia.
Sebagai informasi, ISAT mengembangkan hiper-personalisasi berbasis AI untuk memahami kebiasaan pelanggan dan memprediksi kebutuhan mereka. Perusahaan juga memiliki AI Factory, yang dikelola oleh anak usahanya, Lintasarta.
Pada perdagangan Selasa (11/3), harga saham ISAT turun 1,62% dari ke level Rp1.515 per lembar. Dalam sebulan terakhir, harga saham ISAT bahkan turun 6,77% dan selama 6 bulan terakhir turun 44,02%. (DK/KR)