Saham Tesla ambruk 15,4%, mobil listrik AS tak lagi menarik?

JAKARTA – Perusahaan milik Elon Musk, Tesla Inc (NASDAQ: TSLA), mencatatkan penurunan harga saham 15,4% pada perdagangan awal pekan ini ke level US$222,15.
Ini merupakan penurunan harga terparah saham TSLA untuk sehari, dalam 4 tahun terakhir. Sebelumnya pada Agustus 2020, saham produsen mobil listrik ini sempat turun 21,1% dalam sehari.
Menurut data yang dihimpun IDNFinancials.com, harga saham TSLA bahkan turun hampir 50% dari titik puncaknya pada 17 Desember 2024. Penurunan ini menyapu sekitar US$700 miliar dari nilai kapitalisasi pasar TSLA.
Sejumlah analis perbankan dan firma invesatsi menyebut bahwa bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) memang jadi kontributor terbesar pendapatan TSLA. Namun analis menyebut kondisi ini tidak mampu mengerek Earning Per Share (EPS) TSLA, setidaknya seperempat dari harga sahamnya.
"Berapa lama lagi harga saham [TSLA] akan terus berpisah dari fundamentalnya?" tulis analis JP Morgan, Ryan Brinkman, pada Januari kemarin, dikutip Reuters, menanggapi rilis keuangan terbaru TSLA.
Pihak TSLA tidak merespons permintaan komentar dari sejumlah media. Namun Elon Musk, dalam unggahan X pribadinya, menepis kekhawatiran pasar atas saham TSLA.
“[Tesla] akan baik-baik saja untuk jangka panjang,” ungkap Elon Musk, pada Selasa (11/2) kemarin.
Hingga Selasa (11/3) pukul 14.25 waktu New York, harga saham TSLA telah berbalik menguat 4,96%. Namun sejak awal tahun ini, harga sahamnya masih turun 38,66%. (KR)