GOTO estimasi EBITDA tembus Rp1,4 triliun pada 2025
JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), platform online driver dan e-commerce, memproyeksi EBITDA grup yang disesuaikan bakal mencapai Rp1,4-1,6 triliun untuk tahun buku 2025.
Proyeksi itu hampir 3 kali lipat lebih tinggi dari EBITDA disesuaikan GOTO pada 2024, yang hanya sebesar Rp399 miliar pada 2024. Meskipun demikian, EBITDA disesuaikan perseroan juga naik 348% year-on-year (yoy) pada 2024.
Perlu diketahui, EBITDA yang disesuaikan merupakan pengukuran keuangan non-PSAK yang digunakan sebagai indikator keuangan GOTO. Pos ini berasal dari rugi sebelum pajak penghasilan, yang disesuaikan dengan berbagai biaya dan kerugian.
Unit bisnis Financial Technology atau Fintech (GoPay) mencatatkan pertumbuhan EBITDA disesuaikan sebesar 70%, menjadi minus Rp467 miliar. Walaupun masih merugi, GOTO memproyeksikan unit bisnis ini jadi penopang pertumbuhan EBITDA 2025.
“Portofolio pinjaman diperkirakan akan melampaui Rp8 triliun pada akhir 2025,” ungkap manajemen GOTO.
Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren, memproyeksikan unit bisnis Fintech GOTO akan berkontribusi hingga Rp350 miliar dalam EBITDA 2025.
Selain layanan Fintech, unit bisnis On-Demand Services (ODS) seperti GoRide, GoCar, dan GoFood, juga menyumbang EBITDA Rp679 miliar pada 2024, berbalik 410% dari kerugian Rp219 miliar di tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Edi mengungkapkan bahwa untuk 2025, GOTO memproyeksikan unit bisnis ODS tumbuh low–mid teens, sejalan dengan pertumbuhan industri, dengan kontribusi EBITDA minimum Rp1,1 triliun.
Dalam laporan keuangan 2024 yang telah dirilis, GOTO masih mencatatkan rugi bersih Rp5,15 triliun. Kerugian ini jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya, yang mencapai Rp90,40 triliun, berkat adanya pertumbuhan pendapatan 7,5%. (ZH/KR)