APBN tekor pada 2 bulan pertama, pecah rekor baru dalam 4 tahun

JAKARTA – Pemerintah mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit Rp31,2 triliun untuk periode Januari-Februari (2M) 2025.
Ini merupakan defisit pertama yang terjadi di awal tahun, setelah APBN konsisten mencatatkan surplus pada awal tahun sejak 2022.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan APBN pada 2M 2022 mencatatkan surplus Rp20 triliun. Surplus berlanjut pada 2M 2023 mencapai Rp132 triliun dan 2M 2024 Rp27 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut surplus APBN awal tahun ini setara 0,13% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Ia menyebut kondisi ini masih sejalan dengan “desain” defisit APBN 2025.
“Jadi, defisit Rp31,2 triliun masih dalam target APBN, yaitu 2,53 persen terhadap PDB atau Rp616,2 triliun,” ungkap Sri Mulyani, dalam konferensi pers Kamis kemarin di Jakarta.
Secara garis besar, defisit APBN awal tahun ini menunjukkan realisasi belanja pemerintah telah melebihi lebih pendapatannya.
Sri Mulyani menyampaikan realisasi belanja pemerintah telah mencapai Rp348,1 triliun sampai dengan Februari 2025. Sementara realisasi pendapatannya masih Rp316,9 triliun. (KR)