Laba tumbuh 4% di 2024, intip strategi Prodia tahun ini

JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), emiten pengelola jaringan laboratorium diagnostik Prodia, mencatatkan pendapatan dan laba hanya naik masing-masing 1,3% dan 4% year-on-year (yoy) di tahun 2024.
Berdasarkan Laporan Keuangan 2024, PRDA mencatatkan pendapatan naik dari Rp2,22 triliun menjadi Rp2,25 triliun.
“Kontribusi pendapatan terbesar dari segmen pelanggan B2C, dengan kontribusi pendapatan sebesar 58% dari total pendapatan,” jelas manajemen dalam siaran resmi hari ini (14/3).
Segmen B2C menyumbang Rp680,47 miliar, diikuti segmen pelanggan dari referensi dokter dan pihak ketiga sebesar Rp616,65 miliar dan Rp600,14 miliar. Terakhir, klien korporasi sedikit tertinggal dengan kontribusi Rp354,93 miliar.
Dari segi jenis tes, permintaan jenis tes rutin mendominasi porsi pendapatan pada tahun 2024. “Kontribusi pendapatan terbesar dari permintaan tes rutin sebesar Rp1,57 triliun, yang turut menyumbang 69% total pendapatan Perseroan,” lanjut manajemen.
Di bottom line, kinerja laba bersih juga tercatat moderat, dengan kenaikan 4% yoy menjadi Rp270,20 miliar pada 2024.
Merespon hal ini, Direktur Utama PRDA, Dewi Muliaty, membeberkan rencana peningkatan kinerja di tahun 2025, termasuk menggenjot segmen tes esoterik.
“Pada tahun 2025 kami tingkatkan target menjadi 14 tes baru setiap tahunnya,” sambung Dewi. Per Desember 2024, segmen tes esoterik berkontribusi Rp492,39 miliar, atau setara dengan 21,86% pendapatan.
Selain itu, PRDA juga akan mengoptimalkan jejaring layanan pelanggan, baik B2C maupun B2B, serta meningkatkan jangkauan layanan sebagai pusat rujukan di Asia Tenggara (SEA Referral Laboratory). (ZH)