IHSG memburuk usai trading halt, saatnya pemerintah intervensi?

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dalam lagi hingga 6,12% ke level 6.076.08 hingga penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3) hari ini.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya sempat membekukan perdagangan (trading halt) selama 30 menit, lantaran IHSG merosot 5,02% hingga pukul 11.19 WIB hari ini.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, mengatakan IHSG turun cukup dalam akibat berbagai sentimen yang bergulir pasar modal.
Mulai dari angka PHK yang meningkat jelang hari raya Lebaran, penetapan kredit rating dari Fitch, S&P, dan Moody’s, hingga rumor reshuffle 2 menteri penting di kabinet Presiden Prabowo Subianto, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun Juru Bicara Istana telah membantah rumor reshuffle Sri Mulyani.
Penurunan IHSG sempat mendorong posisi P/E Ratio dan PBV pasar saham Indonesia lebih rendah dari rata-rata regional.
Meskipun posisi rasio P/E dan PBV IHSG masih lebih rendah dari Shanghai, Taiwan, Malaysia, India dan Jepang. “Tapi tidak ada itu, yang turun dalam seperti kita hari ini,” kata Liza kepada IDNFinancials.com.
“Karena pemerintah yang lain itu care dengan pasar sahamnya," imbuhnya.
Meskipun demikian, Liza menilai saat ini pemerintah dan otoritas pasar modal tidak bisa serta merta bergerak intervensi pasar. Sebab, penurunan yang cukup dalam ini telah terjadi hanya dalam 1 sesi perdagangan.
Liza menambahkan, pilihan tepat bagi investor saat ini yaitu bertahan, serta wait and see, menunggu IHSG kembali stabil di level support terdekatnya. “6.000-5.880 level psikologis. Let’s see,” ungkap Liza.
Dalam sebuah wawancara singkat, direktur utama sebuah emiten pertambangan mengatakan bahwa investor asing sekarang khawatir dengan banyaknya ketidakpastian kebijakan dalam negeri maupun global.
“Kalau setahun terakhir ini sudah begitu banyak ketidakpastian di Indonesia maupun di global, investor asing khawatir empat tahun ke depan situasi akan lebih tidak jelas,” ungkapnya pada IDNFinancials.com hari ini (18/3).
Ia menambahkan, “Seorang investor asing bilang kepada saya, I’m not worried about your company, but your country.”
Hal utama yang menjadi concern, lanjutnya, adalah banyak ketidakjelasan kebijakan, terutama mengenai masuknya Indonesia ke BRICS, Danantara, dan rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menurut data yang dihimpun IDNFinancials.com, penurunan IHSG pada sesi I hari ini, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan indeks komposit terburuk dari 46 negara lain. Sedangkan indeks Hang Seng memimpin di peringkat pertama, dengan kenaikan 2,05% per 12.00 WIB hari ini. (KR/MT)