IHSG melemah 3,84%, terendah dalam 3,5 tahun terakhir

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3,84% pada perdagangan Selasa (18/3) kemarin ke level 6.223,39, membuat kapitalisasi pasarnya turun Rp100 triliun dalam sehari.
Posisi itu terendah sejak 1 Oktober 2021, saat pandemi Covid-19 mencapai puncaknya di Indonesia.
IHSG sepanjang perdagangan kemarin sempat turun 5,02% sampai dengan pukul 11.19 WIB, hingga terkena trading halt atau penghentian perdagangan selama 30 menit. Setelah trading halt berakhir, indeks justru ambles 7,1% menuju penurunan intraday terdalam sejak September 2011.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menyebut sejumlah sentimen mendorong penurunan IHSG. Mulai dari tingginya angka PHK jelang hari raya Lebaran, hingga penetapan peringkat kredit Indonesia dari sejumlah institusi global.
Sementara para investor, seperti diberitakan IDNFinancials.com sebelumnya, menyebut ketidakpastian kebijakan domestik menjadikan Indonesia sebagai negara yang “mengkhawatirkan” untuk berinvestasi.
Aksi jual asing pun kembali melonjak, hingga mencatatkan net sell Rp2,49 triliun pada Selasa kemarin. Sementara nilai transaksi di bursa mencapai Rp19,2 triliun, meningkat 2 kali lipat dari rata-rata transaksi harian pekan lalu.
Sejumlah saham big caps terpantau masuk daftar pemberat atau Top Laggards IHSG. Beberapa di antaranya termasuk PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang mengurangi 38,21 poin indeks, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) 27,89 poin, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) 26,01 poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 26,01 poin. (KR)