Willix Halim: likuiditas BUKA cukup kuat

JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memiliki posisi likuiditas yang cukup kuat, dengan kas dan setara kas, serta investasi lancar perseroan pada akhir tahun lalu mencapai Rp19 triliun.
Willix Halim, CEO Bukalapak, mengatakan perusahaan memiliki ketahanan finansial yang kuat untuk mendukung kemampuan perusahaan melaksanakan strategi menuju profitabilitas di masa depan.
Bukalapak mencatat pendapatan keuangan sebesar Rp1,04 triliun, yang berasal dari bunga deposito, bank, dan obligasi yang merupakan hasil investasi dari kas perusahaan.
Bukalapak diketahui menempatkan deposito berjangka sebesar Rp5 triliun di Bank BRI, dan Rp4,3 triliun di Standard Chartered Bank Singapore Ltd (dalam dolar AS).
Selain deposito, Bukalapak juga melakukan investasi lain seperti investasi saham tercatat di BEI senilai Rp1,9 triliun, reksa dana Rp530 miliar, dan obligasi pemerintah Rp3,19 triliun.
Pendapatan keuangan tersebut setara dengan 24% dari pendapatan operasional Bukalapak, yang mencapai total Rp4,4 triliun pada 2024. Pendapatan operasional ini terdiri dari pendapatan segmen O2O Rp2,1 triliun, dan segmen marketplace Rp2,5 triliun.
Namun, pendapatan pasif dari investasi ini belum mampu menutupi kerugian operasional yang membengkak 18% year-on-year (yoy) menjadi Rp2,5 triliun, serta mendorong rugi bersih melonjak 12,4% menjadi Rp1,5 triliun pada 2024.
Meskipun demikian, EBITDA yang disesuaikan BUKA pada akhir 2024 mampu tumbuh 28%. "Dari negatif IDR 475 miliar pada FY 23 menjadi negatif IDR 340 miliar pada FY 24," ujar Manajemen BUKA dalam lembar Paparan Publik 2025. (DH/ZH/VA)