OCBC NISP: Bunga tinggi tidak menjanjikan CASA tumbuh sustainable

JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memilih fokus meningkatkan posisi CASA (Current Account and Savings Account) secara berkelanjutan, dengan menghindari strategi promosi suku bunga tabungan tinggi.
Menurut Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP, strategi pertumbuhan CASA bukanlah strategi jangka pendek. “Kami pun tidak ingin pertumbuhan CASA ini hanya dari suku bunga; memberikan bunga setinggi-tingginya, misalnya, karena hal itu tidak akan bisa sustainable,” ujarnya.
Dilansir dari laman resminya, suku bunga tabungan rupiah OCBC NISP saat ini tertinggi berada di level 1% per tahun. Sedangkan suku bunga tabungan berjangka dan deposito bervariasi, tergantung pada jumlah penempatan, namun maksimal 4,75% per tahun.
Alih-alih mengerek suku bunga tabungan dan giro, OCBC NISP memilih untuk meningkatkan kapabilitas dan fitur bagi nasabah individu maupun korporasi, agar lebih nyaman dan aman dalam menyimpan dana di bank.
“Digital capabilities yang kita kembangkan selama ini adalah ditujukan supaya agar nasabah kami, terutama yang berhubungan dengan Nyala—Nyala Business juga—bisa mengembangkan bisnis mereka menggunakan sistem kita,” jelas Johannes Husin, Direktur Bank OCBC NISP.
Senada dengan hal tersebut, Martin Widjaja, Direktur Bank OCBC NISP, menekankan pentingnya integrasi corporate banking dengan retail banking.
“Karena kita memahami bahwa perusahaan apa pun, semua tujuannya adalah ke end consumer. Makanya, fitur-fitur dari sistem kanal digital kita, OCBC Business, itu kita perkaya untuk menuju ke arah yang kita inginkan,” tambahnya.
Pada Paparan Publik Tahunan hari ini (20/3), OCBC mengumumkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 13,3% year-on-year (yoy), mencapai Rp205,9 triliun pada 2024.
Hartati, Direktur OCBC NISP, mengungkapkan pertumbuhan CASA mencapai 12% pada 2024, sedangkan deposito tumbuh 14%. Hal ini mendorong rasio CASA terhadap DPK perseroan turun tipis dari 55,8% menjadi 55,3%.
“Bank akan terus berupaya menumbuhkan CASA ke depannya,” ujar Hartati. (ZH/KR)