Rupiah terus melemah, Analis: investor perlu waspada

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh Rp16.645 pada Selasa (26/3) kemarin, melewati posisi terendahnya saat pandemi Covid-19 yang berada di level Rp16.640.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyebut pelemahan rupiah kali ini perlu diwaspadai oleh investor. Alasannya, kata Liza, pelemahan ini terjadi saat Dollar Index (DXY) belum jauh dari level terendahnya dalam 5 bulan.
Sementara itu, cukup banyak anggapan bahwa rupiah melemah akibat penguatan DXY. Padahal di sisi lain, kata Liza, pelemahan ini justru disebabkan oleh faktor lain.
“Pelemahan Rupiah yang tak terbendung ini akhirnya menyadarkan publik bahwa memang ada suatu isu pada fundamental Indonesia,” ungkap Liza, kepada IDNFinancials.com, Rabu (26/3) kemarin.
Meskipun demikian, Liza menilai masih ada harapan nilai tukar rupiah kembali menguat, dari sisi teknikal. Terutama posisi rupiah yang berada di area resistan, serta dibayangi RSI negative divergence.
“Artinya ada potensi USD segera balik badan; apalagi jika candle doji itu bertahan sampai closing [untuk timeframe bulanan],” jelas Liza.
Menurut pantauan IDNFinancials.com, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu kemarin turun menguat tipis 0,08% ke level Rp16.575,9. Namun dalam sebulan terakhir, nilai tukar rupiah masih melemah 1,4%. (KR)