JAKARTA – Laba bersih sejumlah emiten sektor perbankan mencapai Rp203,93 triliun pada 2024, paling tinggi di antara 22 emiten dari sektor lain  yang telah merilis laporan keuangannya, hingga 28 Maret 2025.

“Secara nominal, sektor banking tetap menjadi kontributor pertumbuhan laba bersih terbesar selama FY24,” tulis Stockbit Sekuritas Digital, dalam laporan risetnya Rabu (26/3) kemarin.

Menurut riset itu, emiten consumer staples atau Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) menempati peringkat kedua, dengan total perolehan laba bersih Rp19,31 triliun.

Emiten dari sektor Dairy, menyusul dengan total perolehan laba bersih Rp2,66 triliun. Kemudian emiten Poultry Rp6,73 triliun, Retail Rp6,79 triliun, Tembakau Rp6,65 triliun, Healthcare Rp1,68 triliun, dan Media Rp1,59 triliun.

Sementara itu, laba bersih emiten dari sektor Poultry tumbuh paling pesat pada 2024, mencapai 107% year-on-year (yoy).

Emiten Media menyusul di urutan berikutnya, dengan pertumbuhan laba bersih 40,6% pada 2024, emiten Healthcare 24,3%, Dairy 10,2%, Banking 4,4%, dan Retail 2,7%.

Sedangkan laba bersih emiten Tembakau turun 17,9% pada 2024 dan FMCG turun 2,9%.

Tim riset Stockbit Sekuritas menyebut penurunan laba bersih emiten Tembakau ditekan oleh penyusutan margin, akibat kenaikan cukai dan downtrading. Sementara laba emiten FMCG ditekan oleh kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). (KR)