JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat (AS) kurun Januari-Februari 2025  sebesar 14,31% dari periode serupa tahun 2024. Realisasi ini menempatkan nilai ekspor RI ke AS diurutan dua dari 13 negara utama tujuan ekspor.

Data BPS dirilis Maret 2025 yang dikutip Senin (7/4), Sarpono, Direktur Statistik Distribusi BPS menyampaikan total ekspor nonmigas RI ke AS sebesar US$4,67 miliar, naik dari US$4,09 miliar. Sementara itu, ekspor nonmigas naik 0,74% menjadi US$2,34 miliar pada Februari 2025 dari US$2,32 mililar pada Januari 2025 dan naik 11,70% dari Februari 2024 sebesar US$2,10 miliar.

Di sisi lain, realisasi impor RI dari AS pada Januari-Februari 2025 tercatat US$1,54 miliar, naik 7,11% dari periode serupa tahun 2024 sebesar US$1,43 miliar. Impor pada Februari 2025 senilai US$777,1 juta, 1,76% dari US$763,1 juta, dan nauk 17,55% dari Januari 2024 sejumlah US$661 juta.

Realisasi ekspor RI ke AS berada di bawah nilai ekspor RI ke Tiongkok sebesar US$8,85 miliar pada Januari-Februari 2025, naik 21,50% dari US$8,61 miliar pada periode serupa tahun 2024. Ekspor pada Februari 2025 tercatat US$4,29 miliar, turun 6,02% dari Januari 2025, dan naik 5,70% dari Februari 2024 sebesar US$4,06 miliar.

"Pada Januari–Februari 2025, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar yaitu 21,50%," kata Sarpono.

Realisasi impor RI ke Tiongkok pada Januari-Februari 2025 tercatat US$12,39 miliar, tumbuh 4,38% dari periode serupa tahun 2024 sebesar US$11,87 miliar. Untuk impor pada Februari 2025 tercatat US$6,04 miliar, turun 4,64% dari Januari 2025 sebesar US$6,34 miliar, dan naik 2,17% dari Januari 2024 sebesar US$5,92 miliar.

Presiden AS Donald J.Trump mengenakan tarif imbal balik (reciprocal) dengan ambang bawah 10% terhadap sejumlah negara mitra dagang di seluruh dunia. Pemerintah AS menetapkan tarif 32% untuk perdagangan dengan Indonesia. (LK)