Indeks global masih lemah imbas perang tarif dagang

JAKARTA - Sejumlah indeks di pasar modal global mencatatkan penurunan hingga Senin (7/4) siang imbas perang tarif antara Amerika Serikat dan sejumlah negara mitra dagang. AS, China dan Uni Eropa saling membalas menaikan tarif impor sejak Donald J. Trump mengumumkan kebijakan tarif reciprocal.
Pada pantauan siang waktu Indonesia, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) merosot 5,50% ke level 38.314,86 poin, S&P 500 turun 5,97% di posisi 5.074,08 poin, Nasdaq Composite terkoreksi 5,82% di level 15.587,79 poin, dan NYSE Composite melemah 6,12% ke posisi 17.618,61 poin.
Sementara, Strait Times Index (STI) mencatatkan pelemahan 7,3% ke level 3.546,54 poin dan Hang Seng Index turun 12% ke posisi 20.109,71 poin, dan Bursa Malaysia Bhd (KLSE) turun 4,38% ke level 7,42 MYR.
Mengutip Reuters, penurunan indeks di pasar Asia karena belum mendapat sinyal perihal pembatalan kebijakan tarif imbal balik (reciprocal) dari Pemerintah Amerika Serikat (AS). Dan, kondisi ini berpotensi mendorong resesi yang mengarah pada pemangkasan suku bunga bank sentral pada Mei 2025.
Sementara itu, manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklarifikasi perihal data perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 11,46% ke level 5.730,34 poin pada puku 10.40 WIB. "Kami informasikan bahwa pada Senin (7/4) belum terdapat kegiatan perdagangan penyelesaian transaksi di BEI dikarenakan hari libur bursa," katanya manajemen BEI.
Manajemen BEI menjelaskan saat ini tengah menjalankan proses pengujian internal system secara berkala guna memastikan perdagangan berjalan baik setelah melewati libur Panjang. Selain itu, manajemen BEI meminta investor mengabaikan informasi terkait temuan data pengujian IHSG yang beredar sejak pagi. (LK)