Harga minyak anjlok lagi, terendah selama 4 tahun terakhir

JAKARTA - Harga minyak Brent, patokan global, turun hampir 4% menjadi US$63,21 per barel, level terendah dalam empat tahun terakhir, setelah pekan lalu merosot hingga 11%. Pada saat yang sama minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di level US$59,79 per barel.
Penurunan harga pada awal pekan ini tersebut, seperti dikutip Bloomberg, terjadi setelah Arab Saudi memangkas harga jual utama minyak mentahnya secara tajam, terbesar dalam lebih dari dua tahun terakhir. Selain itu, memanasnya perang dagang global memicu kekhawatiran terhadap ancaman resesi dan melemahnya permintaan energi.
Produsen minyak milik Arab Saudi, Aramco, menurunkan harga jual Arab Light untuk pembeli utama di Asia sebesar US$2,30 per barel untuk pengiriman bulan Mei. Keputusan tersebut diambil Aramco hanya beberapa hari setelah aliansi OPEC+ mengumumkan kenaikan produksi yang jauh lebih besar dari perkiraan pasar.
Seperti halnya komoditas industri dan pertanian lainnya, serta pasar saham, harga minyak mentah turut tertekan dalam beberapa hari terakhir menyusul keputusan Amerika menaikkan tarif. Penurunan harga minyak makin dalam setelah OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi lebih dari ekspektasi pasar. Kombinasi antara kekhawatiran penurunan permintaan dan bertambahnya pasokan minyak memunculkan pasokan global akan berlebih.
Satoru Yoshida, analis komoditas di Rakuten Securities, mengatakan, "Kekhawatiran dampak perang tarif terhadap ekonomi global menjadi pendorong utama penurunan harga. Peningkatan produksi oleh OPEC+ turut memberikan tekanan jual."
Yoshida, seperti dikutip dari CNBC, memprediksi harga WTI berpotensi turun lebih lanjut hingga US$55 atau bahkan US$50 jika penurunan pasar saham terus berlanjut. Goldman Sachs, bank investasi asal AS, memproyeksikan rata-rata harga tahunan minyak mentah Brent dan WTI untuk tahun 2026, dengan alasan meningkatnya risiko resesi dan potensi peningkatan pasokan dari OPEC+ yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Proyeksi baru mereka adalah US$ 58 untuk Brent dan US$ 55 untuk WTI.(DH)