JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang pasar global setelah menyatakan bahwa dunia harus “minum obat” dalam bentuk tarif tinggi demi memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan AS.

Pernyataan ini disampaikan Trump saat berada di dalam pesawat kepresidenan Air Force One, menanggapi anjloknya pasar saham global akibat kebijakan tarif terbaru yang dikenakan terhadap puluhan negara.

Trump menegaskan bahwa pemerintah asing harus membayar "banyak uang" jika ingin tarif tersebut dicabut. Tarif, lanjutnya, bukan sekadar hukuman, tetapi bentuk “pengobatan” untuk memperbaiki sistem perdagangan yang timpang.

"Saya tidak ingin apa pun turun, tetapi terkadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu," kata Trump kepada wartawan.

Akibatnya, pasar saham Asia jatuh bebas pada awal perdagangan Senin. Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok hampir 9%, Hang Seng Hong Kong merosot 8%, dan bursa Taiwan turun hampir 10%, memicu penghentian perdagangan sementara (circuit breaker).Saham raksasa teknologi seperti Alibaba dan Tencent ikut terpukul.

Sementara, bursa efek Korea Selatan juga terpaksa dihentikan selama 5 menit karena penurunan tajam. Di Australia, kerugian pasar mencapai lebih dari US$160 miliar dalam satu pagi.

Krisis ini memicu kekhawatiran akan resesi global yang dipicu oleh perang dagang skala besar. PM Jepang Shigeru Ishiba menegaskan bahwa pemerintahnya akan terus meminta pelonggaran tarif, sambil menyiapkan bantuan pendanaan bagi perusahaan lokal. Di Taiwan, Presiden Lai Ching-te bahkan menawarkan penghapusan tarif sebagai dasar negosiasi dengan AS.

Tak hanya Asia, negara-negara Eropa juga terkena imbas. PM Inggris Keir Starmer berjanji akan membantu industri otomotif dan ilmu hayati yang terdampak. PM Italia Giorgia Meloni menyatakan akan melindungi bisnis lokal dari dampak tarif baru, terutama industri anggur. Sementara itu, India dan Israel memilih jalur diplomasi dengan berharap mendapat pengecualian tarif dari Trump.

Dampak ekonomi mulai terasa nyata. Menurut JPMorgan, dikutip IDNFinancials.com, pada Minggu (6/4), memperkirakan bahwa PDB AS tahun ini turun 0,3%, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 5,3%. Sementara itu, hampir US$10 triliun nilai pasar saham AS telah lenyap sejak pertengahan Februari, menjadi pukulan berat bagi dana pensiun jutaan warga Amerika.

Meski penasihat ekonomi Trump menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir akan resesi, analis pasar memperingatkan bahwa jika tidak ada langkah mundur dari kebijakan tarif ini, pasar bisa menghadapi krisis likuiditas besar-besaran yang akan memengaruhi semua kelas aset secara global. (EF)