Hang Seng, TAIEX, dan Nikkei ditutup anjlok

JAKARTA – Indeks saham di sejumlah negara Asia ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini (7/4), dengan Indeks Hang Seng Hong Kong mencatatkan penurunan harian paling tajam sejak krisis Asia 1997, seperti dilaporkan BBC.
Indeks Hang Seng merosot hingga 13,22% ke level 19.828,30 pada penutupan pasar, dan disebut-sebut sebagai “hari terburuk dalam 28 tahun terakhir.”
Nasib serupa menimpa Taiwan, dengan Indeks TAIEX yang ambruk 9,7% dalam sehari ke posisi 19.232,35—menjadi penurunan harian paling tajam dalam sejarahnya sejak 2008.
Sementara itu, Jepang juga mencatatkan koreksi signifikan, dengan Nikkei 225 turun 7,8%, diikuti oleh KOSPI Korea Selatan yang melemah 5,57% pada penutupan masing-masing.
Penurunan tajam dan serentak di bursa Asia ini sebagian besar disebabkan oleh ketergantungan kawasan terhadap pasar ekspor Amerika Serikat.
Jepang, misalnya, merupakan salah satu eksportir kendaraan terbesar ke AS, dengan nilai ekspor mobil mencapai US$40,76 miliar sepanjang 2024.
Terkait hal tersebut, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan bahwa Jepang berhak dikecualikan dari kenaikan tarif, mengingat posisinya sebagai investor asing terbesar di AS, sebagaimana disampaikan oleh Mariko Oi, Koresponden Bisnis Asia untuk BBC.
Sebaliknya, AS justru memberlakukan tarif impor sebesar 24% terhadap Jepang. Negeri Paman Sam juga mengenakan tarif 25% terhadap Korea Selatan, bahkan hingga 46% terhadap Vietnam, serta 37% terhadap Bangladesh.
“Asia menjadi wilayah yang paling merasakan dampak kebijakan tarif AS. Meski mungkin ada ruang untuk negosiasi, rezim tarif tinggi ini tampaknya akan bertahan lama,” ujar Qian Wang, Kepala Ekonom Asia Pasifik di Vanguard. (ZH)