JSMR: libur Idul Fitri jumlah kendaraan naik 49,8% capai 1,19 juta

JAKARTA – Musim mudik dan arus balik Lebaran 2025 kembali menjadi momentum emas bagi PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Lonjakan arus lalu lintas yang luar biasa di berbagai ruas tol milik emiten pelat merah ini berdampak langsung pada proyeksi peningkatan pendapatan perusahaan.
Lisye Octaviana, Corporate Communication and Community Development Group JSMR, menjelaskan pada periode H1 hingga H+4 Lebaran 1446H (31 Maret – 5 April 2025), JSMR mencatat 1,19 juta kendaraan kembali ke wilayah Jabotabek melalui empat gerbang tol utama: GT Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Cikupa, dan Ciawi. Angka ini meningkat drastis 49,8% dibanding lalu lintas normal.
Distribusi kendaraan menunjukkan dominasi dari arah Timur (55,5%), yakni dari Trans Jawa dan Bandung, diikuti arah barat (23,7%) dan selatan (20,8%). Puncaknya terjadi pada H+4, dengan volume mencapai 275.685 kendaraan, meningkat 96,01% dari kondisi normal.
Tak hanya di Pulau Jawa, lonjakan lalu lintas juga terpantau di ruas-ruas tol luar Jawa milik JSMR di Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Bali, yang secara total mencatat peningkatan 27,6% dari rata-rata normal.
JSMR juga mengingatkan masyarakat untuk mengatur waktu perjalanan kembali ke Jabotabek, dan memanfaatkan diskon tarif tol 20% yang diberlakukan pada 8–10 April 2025 untuk rute-rute tertentu di Trans Jawa dan Trans Sumatera.
“Jasa Marga juga mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi rencana pemberlakuan rekayasa lalu lintas yang dilakukan berdasarkan diskresi Kepolisian,” ungkap Lisye, pada keterangan resminya, Minggu (6/4).
Dengan peningkatan pergerakan kendaraan tersebut, potensi peningkatan pendapatan JSMR pun makin terbuka lebar. Pada 2024, JSMR membukukan pendapatan Rp28,7 triliun atau naik 34,64% yoy, dengan segmen tol sebagai kontributor utama senilai Rp17,18 triliun.
Kinerja ini didorong oleh volume lalu lintas mencapai 1,3 miliar kendaraan dan kontribusi jalan tol baru seperti Semarang-Batang dan Solo-Ngawi, yang mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 58,3%. Peningkatan tarif tol Jakarta-Cikampek sebesar 35% juga turut menopang lonjakan pendapatan.
Meski laba bersih JSMR pada 2024 mengalami penurunan 33,24% menjadi Rp4,53 triliun, hal ini disebabkan oleh tidak adanya laba non-kas signifikan seperti pada 2023 yang berasal dari konsolidasi sejumlah anak usaha.
Demi menjaga arus kas dan ekspansi jangka panjang, JSMR juga menargetkan belanja modal Rp10 – Rp12 triliun pada 2025, sambil tetap melanjutkan strategi recycle aset tol sebagai sumber pendanaan alternatif.
Sementara, pada harga penutupan perdagangan sebelum lebaran, Kamis (27/4), Harga saham JSMR berada di level Rp3,980. Namun, dalam sepekan sahamnya melonjak 2.31%, dan 4.74% dalam sebulan terakhir. (EF)