JAKARTA - .Pada pembukaan perdagangan Senin (7/4), bursa saham Amerika Serikat bergerak liar dengan fluktuasi tajam. Indeks S&P 500 sempat naik 1%, lalu terjun hingga lebih dari 2% dalam waktu singkat, bahkan sempat menyentuh penurunan harian sebesar 3,6%. Nasdaq Composite merosot 2%, sementara Dow Jones Industrial Average anjlok 2,5% atau sekitar 1.000 poin.

Kegaduhan sempat mereda ketika muncul kabar bahwa Presiden Amerika Donald Trump tengah mempertimbangkan penundaan tarif selama 90 hari sebelum diberlakukan penuh pada Rabu. Namun, informasi tersebut langsung dibantah oleh akun resmi yang berafiliasi dengan Gedung Putih di platform X (dulu Twitter), menyebutnya sebagai "berita palsu". Hal ini membuat pasar kembali terperosok ke zona merah.

Situasi di bursa saham Amerika semakin memburuk setelah Trump pada akhir pekan lalu menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah arah kebijakan dagangnya hanya untuk menyenangkan pasar. “Terkadang, Anda harus minum obat untuk menyembuhkan sesuatu,” ujarnya saat menjawab pertanyaan reporter.

Akibat gejolak tarif ini, Wall Street secara resmi memasuki wilayah bear market, yakni ketika indeks saham turun lebih dari 20% dari puncak tertingginya. S&P 500 jatuh 4% pada hari yang sama, memperpanjang penurunan sejak rekor Desember menjadi lebih dari 20%. Penurunan ini sebagian besar terjadi setelah Trump mengumumkan tarif besar-besaran dalam apa yang ia sebut sebagai “hari pembebasan”.

Berdasarkan data Bloomberg, dampak kebijakan ini telah memicu aksi jual saham global senilai $9,5 triliun. Nasdaq sendiri sudah lebih dulu memasuki bear market sejak Jumat, disusul indeks global lainnya seperti Hang Seng di Hong Kong dan CSI 300 di Shanghai.

Pasar Asia turut berguncang hebat. Hang Seng merosot lebih dari 13%, mencatat penurunan harian terbesar sejak krisis 1997. Di China, indeks CSI 300 anjlok 7,1% setelah Beijing memberlakukan tarif balasan sebesar 34% untuk semua barang dari AS. Terkait dengan penurunan harga saham di China, Trump menyalahkan pemerintah China karena tidak mendengarkan peringatannya agar tidak melakukan aksi balasan.

Pasar Eropa pun ikut terseret. Indeks FTSE 100 di London turun hingga 6,3%, menyentuh titik terendah dalam setahun. Di Jerman, indeks DAX jatuh 10,4% setelah Trump menyamakan tarif dengan “obat” pahit yang harus ditelan dunia untuk perubahan jangka panjang. (EF)