JAKARTA - Pemerintah Australia menolak proposal China untuk melawan kebijakan tarif impor yang akan diberlakukan Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Richard Marles, Deputi Perdana Menteri Australia, kepada Skynews dikutip dari The Straits Times, Jumat (11/4).
 
"Kami tidak akan bergabung dengan China terkait persaingan apapun yang sedang berlangsung saat ini," kata Richard Marles, merespons usulan kerja sama dari China dengan negara mitra dagangnya.

Australia, lanjutnya, lebih mengutamakan kepentingan nasional dan melakukan diversifikasi perdagangan ke seluruh negara di dunia. Pemerintah Australia, katanya, akan memperkuat kerja sama dengan mitra dagang Uni Eropa, Indonesia, India, Inggris, dan Timur Tengah.

Seperti diketahui dalam kolom opini di surat kabar The Age, Xiao Qian, Duta Besar China untuk Australia mendesak Canberra bekerja sama dengan Beijing, guna mempertahankan sistem perdagangan global multilateral.

"Dalam situasi yang baru, China siap bergandengan tangan dengan Australia dan masyarakat internasional merespons perubahan dunia," katanya.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi menyikapi kebijakan tarif AS, dengan rencana mengirim tim negosiasi pada pekan depan (17/4).

Mulya Amri, Direktur Eksekutif Kadin Institute, menyampaikan langkah Indonesia memilih jalur negosiasi atas tarif AS sudah tepat. (LK)