BBCA - PT. Bank Central Asia Tbk

Rp 9.650

-25 (-0,26%)

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 8,7 triliun pada tahun ini. Alokasi capex untuk pengembangan data center, cybersecurity, dan pembukaan cabang di 20 lokasi.

Vera Eve Lim, Chief Financials Officer (CFO) BCA menyampaikan akan menambah satu unit data center yang siap digunakan pada semester II. "Jadi ini data center, yang tidak hanya ke dua.Jadi kami sudah ada tiga data center yang baru untuk menyikapi pertumbuhan volume transaksi ke depan," katanya kepada IDNFinancials saat ditemui di Menara BCA Jakarta, pekan lalu (2/8).

Menurut dia, kehadiran data center itu kebutuhan mendesak guna kebutuhan transaksi mobile banking dan keamanan transaksi terkait meningkatnya serangan dunia maya. Investasi untuk cybersecurity, katanya, naik dua kali lipat dibandingkan pada tahun lalu.

Saat ini, BCA banyak berinvestasi pada aspek teknologi mencakup software, mesin electronic data capture (EDC), dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pada tahun ini, emiten ini akan menambah mesin baru kisaran 22% dari 750.000 mesin ATM.

"40% mesin lama sudah kami convert ke mesin yang baru. ATM ini sangat penting karena pasca pandemi transaksi di ATM meningkat," kata Vera Eve Lim.

Menurut dia, sampai akhir tahun ini sebanyak 80% ATM BCA sudah dapat difungsikan melakuak setor dan tarik tunai. ATM jenis setor dan tarik tunai diperlukan untuk kemudahan transaksi nasabah yang terus bertambah.

"Pertumbuhan nasabah rekening kami 20% per tahun. Sekarang jumlah rekening 37 juta. Berapapun teller ditambah tidak akan pernah cukup. Nanti akibatnya antrian tambah panjang," katanya.

Disampaikannya solusi mengurangi antrian panjang di teller yakni dengan penambahan mesin ATM setor dan tarik tunai yang beroperasi 24 jam. "Pada tahun lalu, kami mengoperasikan jenis mesin setor dan tarik tunai ini 28.000 unit, 60% mesin bisa melakukan setor dan tarik tunai," ujarnya. (LK)