JAKARTA - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menargetkan produksi batubara mencapai 80 juta ton metrik ton (MT) hingga lima tahun mendatang. Emiten ini menargketkan produksi dan volume penjualan batubara 42 juta ton metrik ton (MT)-48 juta MT.
Alastair Mcleod, Direktur BYAN menyampaikan sampai saat ini pertumbuhan BYAN belum berhenti atau belum mencapai puncaknya. "Kami di industri pertambangan batubara di Indonesia salah satu pemain baru. Semua lisensi (Ijin Usaha Pertambangan) masih memiliki masa berlaku yang cukup lama. Jadi, kami terus berinvestasi," katanya dalam wawancara dengan IDNFinancials, kemarin (16/10).
Menurut dia, investasi yang dilakukan perusahaan mencakup pembangunan infrastruktur senilai total US$ 500 juta. "Kami akan mulai mengambil manfaatnya beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Disampaikannya dalam tiga tahun terakhir ini perusahaan membangun rantai logistik baru, jalan angkut baru, konveyor darat baru, penghancur, dan pemuat tongkang. Pada pertengahan tahun depan, katanya, sejumlah proyek tersebut akan rampung dan beroperasi.
"Ini memungkinkan pertumbuhan organik di lokasi tambang kami. Oleh karena itu, kami bertujuan melipatgandakan produksi dengan keluar dari Tabang," katanya.
Infrastruktur BYAN eksisting antara lain, 101 kilometer (km) haul road anda public road penghubung Proyek Tabang dengan fasilitas pemutan tongkang Muara Pahu. Proyek jalan selebar 14 meter melintasi tujuh sungai Belayan dengan jembatan 567 meter dan 150 gorong-gorong ini diharapkan rampung pada triwulan IV 2023. Dermaga Muara Pahu yang akan memiliki tiga unit alat muat tongkang, yang unit pertamanya dijadwalkan mulai pada triwulan IV 2023.
Diketahui pada triwulan IV 2022, produksi batubara BYAN dari sejumlah tambang mencapai 38,9 juta MT antara lain, Teguh Sinarabadi/Firman Ketaun Perkasa, Perkasa Inakakerta, Wahana Baratama Mining, Tabang Conssesions, Gunungbayan Pratamacoal, dan Pakar North. (LK)